Scroll untuk melanjutkan membaca

Fakta Unik yang Bikin Tercengang: 10 Desa di Indonesia Ini Punya Tradisi Paling Tak Biasa

Indonesia memang surganya keunikan. Selain kaya akan keindahan alam, budaya, dan tradisi, negeri ini juga menyimpan desa-desa yang memiliki cerita dan tradisi tak biasa, yang mungkin tak akan kamu temui di tempat lain. Dari desa yang warganya menolak teknologi hingga yang punya camilan unik dari tanah, semua ada di sini.

Penasaran? Yuk, kita jelajahi 10 desa paling unik di Indonesia.

1. Desa dengan Tradisi Kawin Colong, Kemiren - Banyuwangi

Mempelai wanita berbusana pengantin putih yang cantik. (pexels.com/Foto oleh willy WFT)

Di Desa Kemiren, Banyuwangi, ada suku yang masih teguh memegang tradisi unik, yaitu suku Osing. Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah kawin colong atau kawin lari. Uniknya, tradisi ini bukan dianggap aib, melainkan sebuah jalan keluar bagi pasangan yang cintanya tak direstui orang tua.

Setelah pasangan lari bersama, keluarga mereka akan bermusyawarah dan akhirnya meresmikan pernikahan mereka secara adat demi menjaga kehormatan. Kawin colong bukan sekadar pelarian, melainkan mekanisme sosial yang diakui dan dihormati oleh masyarakat setempat.

2. Desa yang Menolak Teknologi Modern, Desa Suku Badui - Banten

Wanita Baduy gotong royong membawa tumpukan kayu.
 (Instagram.com/Foto oleh @dudut_dsp)

Terletak di pegunungan Lebak, Banten, Suku Badui dikenal sebagai salah satu komunitas paling unik di Indonesia. Mereka secara tegas menolak modernisasi. Listrik, kendaraan bermotor, dan ponsel adalah barang-barang yang tidak mereka gunakan. Bahkan, konon pesawat pun dilarang melintas di atas wilayah Badui Dalam.

Rumah-rumah mereka dibangun dari kayu dan bambu, dan mereka hidup sederhana, bergotong royong, serta bercocok tanam secara tradisional. Salah satu keunikan yang paling menonjol adalah jembatan pohon yang menghubungkan daerah-daerah sulit dijangkau. Jembatan-jembatan ini dibuat dari batang pohon yang ditanam dan diikat, menunjukkan harmoni Suku Badui dengan alam.

3. Desa dengan Warga Bermata Biru Asli, Pulau Buton - Sulawesi Tenggara

Mata biru menawan milik anak Buton. (Antara Foto/Jojon)

Jika biasanya mata biru identik dengan orang Eropa, di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, kamu bisa menemukan fenomena unik ini pada wajah-wajah asli Indonesia. Mata biru terang pada warga Buton bukan disebabkan oleh keturunan asing, melainkan murni faktor genetik.

Menurut para ahli, kondisi langka ini disebut Waardenburg Syndrome, sebuah kelainan genetik yang memengaruhi pigmen mata, rambut, bahkan kulit. Namun di Buton, fenomena ini dianggap sebagai identitas istimewa.

4. Desa dengan Tradisi Melumuri Lantai Rumah dengan Kotoran Sapi, Desa Sade - Lombok

Papan selamat datang di Desa Sade. (Foto dari Beautyofindonesia.com)

Di Desa Sade, Lombok, rumah adatnya dibangun dari bahan-bahan alami. Atapnya dari ilalang, dan pondasinya dari batu. Namun, yang paling unik adalah tradisi melulur lantai rumah dengan kotoran sapi atau kerbau.

Mungkin terdengar aneh, tapi kebiasaan turun-temurun ini diyakini membuat lantai lebih bersih, padat, dan tidak berdebu. Tradisi ini juga punya makna kepercayaan: rumah belum dianggap layak huni jika lantainya belum dilumuri kotoran ternak.

5. Desa yang Tidak Mengubur Jenazah, Desa Trunyan - Bali

Wajah topeng menyeramkan di Kuburan Trunyan (Instagram.com/Foto oleh @dhegawihikan)

Di tepi Danau Batur, Bali, terdapat Desa Trunyan yang punya tradisi pemakaman yang berbeda dari desa-desa lainnya. Mayat di sini tidak dikubur atau dikremasi, melainkan diletakkan begitu saja di tanah, tepat di bawah pohon besar bernama Tarumyan.

Anehnya, meskipun banyak jenazah yang dibiarkan terbuka, tidak ada bau busuk sama sekali. Rahasianya terletak pada pohon Tarumyan itu sendiri, yang mengeluarkan aroma harum seperti dupa, mampu menetralisir bau mayat. Nama "Trunyan" sendiri merupakan gabungan dari kata taru (pohon) dan menyan (wewangian).

6. Desa dengan Rumah-Rumah Tanpa Paku, Wae Rebo - Flores

Gambar Rumah Adat Mbaru Niang Flores. (Gemini Ai) 

Dijuluki "desa di atas awan", Wae Rebo di Flores terletak di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut. Desa ini terkenal karena rumah tradisionalnya yang disebut Mbaru Niang. Yang unik, rumah berbentuk kerucut ini dibangun tanpa menggunakan paku besi sama sekali. Semua sambungan kayu hanya diikat dengan rotan dan tali dari serat alam.

Konstruksi ini sangat kuat dan mampu bertahan puluhan tahun, bahkan saat diterpa angin kencang khas pegunungan Flores. Mbaru Niang punya lima lantai, yang masing-masing memiliki fungsi berbeda, mulai dari tempat tinggal hingga tempat penyimpanan pusaka leluhur.

7. Desa Camilan dari Tanah, Tuban - Jawa Timur

Cemilan Ampo dari Desa Tuban (disbudporapar.tubankab.go.id)

Di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ada camilan yang sangat tidak biasa. Warga di sini punya tradisi mengonsumsi Ampo, yaitu tanah liat panggang. Tanah liat bersih ditumbuk, dibentuk memanjang, lalu dipanggang di atas tungku hingga matang.

Ampo dipercaya punya khasiat untuk meredakan sakit perut dan menghilangkan stres. Bagi ibu hamil, ampo dipercaya bisa membuat kulit bayinya jadi lebih halus. Walaupun manfaat medisnya masih diperdebatkan, tradisi unik ini, yang dikenal sebagai geofagi, sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat.

8. Desa yang Warganya Menolak Kasur, Dusun Kasuran - Sleman

Dua tempat tidur gantung di bawah pohon. (Pixabay.con/Gambar oleh LEEROY Agency)

Di Sleman, Yogyakarta, ada sebuah dusun kecil bernama Dusun Kasuran, di mana warganya secara turun-temurun tidak tidur di atas kasur. Mereka memilih tidur di atas dipan bambu atau tikar pandan.

Larangan ini konon berasal dari pesan Sunan Kalijaga saat berdakwah. Beliau berpesan agar warga tidak lagi memakai kasur, dan mereka yang melanggar dipercaya bisa mendapat musibah. Namun, di balik tradisi ini, ada manfaat kesehatan yang tak disadari: tidur di permukaan keras bisa menjaga postur tubuh dan mencegah nyeri punggung.

9. Desa dengan Warga Berkaki dan Bertangan Mirip Kepiting, Dusun Ulu Tawe - Sulawesi Selatan

Di Dusun Ulu Tawe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, banyak warganya memiliki kondisi fisik unik: tangan dan kaki mereka berbentuk mirip capit kepiting. Kondisi ini, yang dikenal sebagai ektrodaktili, adalah kelainan genetik langka yang menyebabkan seseorang hanya memiliki tiga jari dengan telapak yang terbelah.

Secara medis, kondisi ini dipicu oleh faktor genetik dan perkawinan antar kerabat. Namun, dari sisi kepercayaan lokal, warga meyakininya sebagai sebuah kutukan.

10. Desa yang Hujan Setiap Sore, Kuatiore - Papua

Jika Bogor dijuluki kota hujan, maka Desa Kuatiore di Kabupaten Nabire, Papua, punya fenomena yang lebih ekstrem. Di sini, hujan hampir selalu turun setiap sore, bahkan saat musim kemarau.

Fenomena ini disebabkan oleh lokasinya yang berada di pesisir Teluk Cenderawasih dengan kelembapan tinggi. Meski membuat repot, hujan sore ini justru menjaga ekosistem Kuatiore tetap alami, dengan udara bebas polusi dan jalanan yang selalu bersih.

Keunikan desa-desa ini bukan hanya sekadar cerita, tapi juga cerminan bagaimana manusia bisa beradaptasi dengan lingkungan dan kepercayaan mereka. Desa mana yang paling membuatmu penasaran? Bagikan pendapatmu di kolom komentar, ya!
Baca Juga
Berita Terbaru
  • Fakta Unik yang Bikin Tercengang: 10 Desa di Indonesia Ini Punya Tradisi Paling Tak Biasa
  • Fakta Unik yang Bikin Tercengang: 10 Desa di Indonesia Ini Punya Tradisi Paling Tak Biasa
  • Fakta Unik yang Bikin Tercengang: 10 Desa di Indonesia Ini Punya Tradisi Paling Tak Biasa
  • Fakta Unik yang Bikin Tercengang: 10 Desa di Indonesia Ini Punya Tradisi Paling Tak Biasa
  • Fakta Unik yang Bikin Tercengang: 10 Desa di Indonesia Ini Punya Tradisi Paling Tak Biasa
  • Fakta Unik yang Bikin Tercengang: 10 Desa di Indonesia Ini Punya Tradisi Paling Tak Biasa
Tutup Iklan